Maafkan Saya
Maafkan saya....
Kalimat yang sebenarnya sedih untuk saya mengatakan karena telah mengecewakanmu. Tapi memang saat ini baru itu yang bisa kuucapkan. Nyuwun Ngapunten mas, pak. Mohon maaf mas, pak, permohonan anda tidak bisa saya penuhi.
Kali ini kali ke .... ( ah sampai nggk sempat menghitung... ) meski belum puluhan tapi sudah jamak alias banyak sudah yang meminta itu, aku kembali mengucapkan kalimat itu kepada dua orang pemuda di depanku. Dengan perasaan bersalah, kutatap wajah dua pemuda itu. Kekecewaan jelas tergurat dan tergambar di wajahnya.. Maafkan teman, aku belum bisa membantu ataupun mencarikan solusi atas kekewaan yang sebelumnya mungkin tidak kalian bayangkan sebelumnya.
Ya.. rumah kami di pinggir jalan besar. Jl. utama kota Solo. Jl. Slamet Riyadi. dengan lalu lintas yang boleh dibilang sangat ramai. Tapi.. ini bukan rumah milik kami. Ini rumah dinas milik perusahaan suami saya. yang mana pada saat sebelum kami menempati rumah ini, atasan yang mengurusi bagian properti sudah wanti-wanti untuk menjaga lingkungan, dan hanya menjadikan rumah ini sebagai rumah tinggal semata. Wajar memang, sesuai peruntukannya....
Namun, karena memang tidak hanya rumah kami, rumah yang lain, yang lokasinya berderet dengan rumah kami memang memanfaatkan lahannya untuk dapat dipakai orang lain untuk berjualan. Entah. kami tidak tahu alasan pemilik rumah. Yang pasti, mereka menghuni rumah dinasnya lebih lama daripada kami. Ato peraturan yang dulu tidak mengakomodasi tentang hal itu. Maka.. itu yang semakin membuat banyak orang menanyakan lahan di depan rumah kami untuk tempat berjualan mereka....
Lepas dari itu semua, aku memang secara pribadi takut ( setidaknya sampai saat ini ). entah, mungkin peraturan tak begitu aku takutkan. Tapi.. aku lebih takut akan dampak ketika depan rumahku dipakai berjualan - yang pastinya harus waktu malam. Membayangkan banyak orang kowkow di jalan di depan rumah, sampai larut malam.. atau tengah malam. Sementara anak2 saya masih kecil. masih sangat terpengaruh oleh hal-hal baru. Belum lagi suami yang tugasnya diluar kota. Sifat penakutku muncul dan lebih besar dari rasa lainnya.. Meski aku yakin bahwa tidak ada sesuatu yang negatif semua atau positif semua, pasti ada plus ada minus... namun aku belum menemukan hal yang positif bila pamakaian lahan itu terjadi. Setidaknya memang baru satu yang kutahu. Membantu mereka memberikan lahan untuk mencari makan...
Tapi.... bagaimanakah jika itu memang melanggar peraturan..??
Maafkan aku .... Semoga engkau Ikhlas mendengar jawabanku.. Dan kudo'akan engkau segera mendapatkan tempat mencari nafkah yang lebih baik dari depan rumahku....
Ya.. rumah kami di pinggir jalan besar. Jl. utama kota Solo. Jl. Slamet Riyadi. dengan lalu lintas yang boleh dibilang sangat ramai. Tapi.. ini bukan rumah milik kami. Ini rumah dinas milik perusahaan suami saya. yang mana pada saat sebelum kami menempati rumah ini, atasan yang mengurusi bagian properti sudah wanti-wanti untuk menjaga lingkungan, dan hanya menjadikan rumah ini sebagai rumah tinggal semata. Wajar memang, sesuai peruntukannya....
Namun, karena memang tidak hanya rumah kami, rumah yang lain, yang lokasinya berderet dengan rumah kami memang memanfaatkan lahannya untuk dapat dipakai orang lain untuk berjualan. Entah. kami tidak tahu alasan pemilik rumah. Yang pasti, mereka menghuni rumah dinasnya lebih lama daripada kami. Ato peraturan yang dulu tidak mengakomodasi tentang hal itu. Maka.. itu yang semakin membuat banyak orang menanyakan lahan di depan rumah kami untuk tempat berjualan mereka....
Lepas dari itu semua, aku memang secara pribadi takut ( setidaknya sampai saat ini ). entah, mungkin peraturan tak begitu aku takutkan. Tapi.. aku lebih takut akan dampak ketika depan rumahku dipakai berjualan - yang pastinya harus waktu malam. Membayangkan banyak orang kowkow di jalan di depan rumah, sampai larut malam.. atau tengah malam. Sementara anak2 saya masih kecil. masih sangat terpengaruh oleh hal-hal baru. Belum lagi suami yang tugasnya diluar kota. Sifat penakutku muncul dan lebih besar dari rasa lainnya.. Meski aku yakin bahwa tidak ada sesuatu yang negatif semua atau positif semua, pasti ada plus ada minus... namun aku belum menemukan hal yang positif bila pamakaian lahan itu terjadi. Setidaknya memang baru satu yang kutahu. Membantu mereka memberikan lahan untuk mencari makan...
Tapi.... bagaimanakah jika itu memang melanggar peraturan..??
Maafkan aku .... Semoga engkau Ikhlas mendengar jawabanku.. Dan kudo'akan engkau segera mendapatkan tempat mencari nafkah yang lebih baik dari depan rumahku....
Komentar